Di
sebut diftong atau vokal rangkap karena posisi lidah ketika memproduksi bunyi
ini pada bagian awalnya dan pada bagian akhirnya tidak sama. Ketidaksamaan itu
menyangkut tinggi rendahnya lidah, bagian lidah yang bergerak, serta
strukturnya. Namun, yang di hasilkan bukan dua bunyi, melainkan hanya semua
bunyi karena berada dalam seperti satu silabel. Contoh Diftong dalam bahasa
indonesia adalah /au/ seprti terdapat pada kata kerbau dan harimau. Contoh
lain, bunyi /ai/ seperti terdapat pada katacukai dan landai. Apabila ada dua
buah vokal berurutan, namun yang pertama terletak pada suku kata yang berlainan
dari pada yang ke dua, maka di situ tidak ada diftong. Jadi, vokal /au/ dan
/ai/ pada kata seperti bau dan lain
bukan diftong.
Diftong
sering di bedakan berdasarkan letak dan posisi unsur-unsurnya, sehingga di
bedakan adanya diftong naik dan diftong turun. Disebut diftong naik karena
bunyi pertama posisinya rendah dari posisi bunyi yang kedua; sebaliknya kedua
diftong turun karena posisi bunyi pertama lebih tinggi dari posisi kedua.
0 comments:
Post a Comment