Pementasan drama memilki
unsur-unsur sebagai berikut.
1. cerita
Cerita dalam drama seringkali mengusung masalah/persoalan kehidupan.
Cerita dalam drama disusun dalam bentuk dialog, yang disebut naskah drama atau
skenario.
2. pelaku
Pelaku drama (pemain drama, aktor, atau aktris) adalah pembawa cerita.
Merekalah yang membawakan/menyampaikan cerita kepada penonton. Dalam menyampaikan
cerita kepada penonton, pelaku memliki dua alat, yaitu dialog (ucapan) dan
gerak (perbuatan)
3. sutradara
Sutradara bertugas menerjemahkan dan mewujudkan isi cerita kepada penonton
melalui ucapan dan perbuatan (akting) para pelaku di panggung.
4. panggung
Panggung merupakan tempat pementasan atau tempat para pelaku
mengekspresikan watak tokoh sesuai dengan isi cerita.
5. penonton
Penonton merupakan penikmat drama. Penonton berfungsi untuk mendukung
kelangsungan hidup drama.
Memahami Teknik Bermain
Drama
Teknik bermain (akting) merupakan unsur penting dalam seni peran. Berikut
ini hal-hal yang sangat mendasar berkaitan dengan teknik bermain drama.
1. Teknik Muncul
Teknik muncul adalah cara seorang pemain tampil pertama kali ke pentas
yaitu saat masuk ke panggung telah ada tokoh lain, atau ia masuk bersama tokoh
lain. Tentu, setelah muncul, pemain harus menyesuaikan diri dengan suasana
perasaan adegan yang sudah tercipta di atas pentas. Kehadiran seorang tokoh
harus mendukung perkembangan alur, suasana, dan perwatakan yang sudah tercipta
atau dibangun.
2. Teknik Memberi
Isi
Kalimat ”Engkau harus
pergi!” mempunyai banyak nuansa. Ucapan tulus mengungkap keikhlasan atau simpati,
sedangkan ucapan kejengkelan atau kemarahan tentu bernada lain. Nuansa tercipta
melalui tekanan ucapan yang telah dijelaskan di muka (tekanan dinamik, tekanan
nada, dan tekanan tempo).
3. Teknik
Pengembangan
Teknik pengembangan berkait dengan daya kreativitas pemeran, sutradara, dan
bagian estetis. Dengan pengembangan, sebuah naskah akan menjadi tontonan
memikat. Bagi pemain, pengembangan dapat ditempuh dengan beberapa cara,
diantaranya:
1.
Pengucapan
Pengembangan pengucapan dapat ditempuh dengan menaikkan – menurunkan volume
dan nada. Dengan demikian setiap kata, frase, atau kalimat dalam dialog
diucapkan dengan penuh kesadaran. Artinya, setiap pemain sadar kapan harus
mengucap dengan keras-cepat-tinggi atau lembut-lambat-rendah.
1.
Gesture
Pengembangan gesture dapat dicapai dengan lima cara. Setiap cara, tentu
saja, tidak dapat dipisah-pisahkan sebab saling melengkapi dan menyempurnakan.
(1) Menaikkan
posisi tubuh
Menaikkan posisi tubuh berarti ada gerakan baik dari menunduk-menengadah,
tangan terkulai menjadi teracung, berbaring-duduk-berdiri, atau berdiri di
lantai-kursi-meja.
(2) Berpaling
Berpaling mempunyai arti yang spesifik dalam pengembangan dialog: tubuh
atau kepala. Perhatikan dialog berikut ini dan tentukan pada bagian mana kita
harus berpaling.
”Aku iri denganmu.
Kadang-kadang aku berpikir untuk keluar saja, lalu buka bengkel juga. Tidak ada
hierarki. Tidak ada rapat-rapat panjang.”
(3) Berpindah
tempat
Berpindah tempat dapat terjadi dari kiri-kanan, depan-belakang, bawah-atas.
Tentu, harus ada alasan yang kuat mengapa harus berpindah
(4) Gerakan
Gerakan anggota tubuh: melambai, ,mengembangkan jari-jari, mengepal,
menghentakkan kaki, atau gerakan lain seturut dengan luapan emosi. Ada tiga
kategori melakukan gerakan: a) gerakan dilakukan bersamaan dengan pengucapan
kata, b) gerakan dilakukan sebelum kata diucapkan, c) gerakan dilakukan sesudah
kata diucapkan.
(5) Mimik
Perubahan wajah atau mimik mencerminkan perkembangan emosi. Tanpa
penghayatan dan penjiwaan tidak mungkinlah timbul dorongan dari dalam atau
perasaan-perasaan. Justru perasaan inilah yang mendasari raut wajah.
4. Menciptakan Peran
Tentu saja untuk menciptakan peran, pemain harus sadar bahwa ia sedang
”memerankan sebagai……..” Artinya, seluruh sifat, watak, emosi, pemikiran yang
dihadirkan adalah sifat, watak, emosi, dan pemikiran ”tokoh yang diperankan”.
Dengan demikian, seorang pemain harus berkemampuan menciptakan peran dalam
sebuah pertunjukan.
Hal-hal berikut dapat membantu untuk menciptakan peran:
1.
kumpulkan tindakan-tindakan pokok yang
harus dilakukan oleh pemeran dalam pementasan
2.
kumpulkan sifat-sifat tokoh, termasuk
sifat yang paling menonjol
3.
carilah ucapan atau dialog tokoh yang
memperkuat karakternya
4.
ciptakan gerakan mimik atau gesture yang
mampu mengekspresikan watak tokoh
5.
ciptakan intonasi yang sesuai dengan
karakter tokoh
6.
rancanglah garis permainan tokoh untuk
mlihat perubahan dan perkembangan karakter tokoh
ciptakan blocking dan
internalisasi dalam diri sehingga yang berperilaku adalah tokoh yang
diperankan.
0 comments:
Post a Comment