Friday, March 27, 2015

Silogisme dan Entimem


Silogismes
Suatu proses penarikan simpulan secara deduktif. Silogisme termasuk penalaran deduktif secara tidak langsung karena dalam merumuskan simpulan disusun atas dua proposisi (pernyataan) yaitu premis umum dan premis khusus.
Ketentuan umum :
Premis Umum          : A = B
Premis Khusus         : C = A
Simpulan                 : C = B
Contoh:
Premis umum          : Semua pengendara sepeda motor  harus memakai helm
                                                      A                                              B
Premis Khusus         : Pahk Hamidun   pengendara sepeda motor
                                          C                                  A
Simpulan                 : Pak Hamidun   harus memakai helm
                                          C                      B
Ciri silogisme golongan adalah bahwa salah satu premis merupakan anggota premis lain. 
Silogisme Positif 
adalah silogisme yang premisnya berupa premis positif dan simpulan yang dihasilkanpun positif. 

Contoh: 
PU : Semua profesor pandai.
PK : Pak Habibi adalah profesor.
U : Pak Habibi pasti pandai.
    Silogisme Negatif      
              apabila suatu premis dalam silogisme bersifat negatif, maka simpulannya pun akan negatif. Biasanya dipakai kata tidak / bukan.
contoh:
PU : Siswa yang baik selalu mengerjakan pekerjaan rumah.
PK : Asep bukan siswa yang baik.
U : Asep tidak pernah mengerjakan PR. 
     Silogisme yang salah
a.) Terdapat 2 premis khusus 
b.) Dalam premis khusus, A tidak mejadi predikat. PU dan PK dihubungkan dengan B dan B menjadi predikat. 
PU : Semua A = B : Semua orang kaya mempunyai sikat gigi. 
PK : Semua C = B : Ayah saya mempunyai sikat gigi 
S : Semua C = A : Jadi Ayah saya orang kaya. 
c.) Jika PU hanya menyebutkan beberapa golongan. 
d.) Terdapat 2 premis yang negatif menyebabkan kesimpulan tidak dapat dipercaya.
       Silogisme Hipotesis 

PU : Jika tidak turun hujan, panen akan gagal. 
             PK : Hujan tidak turun. 
             S : Panen akan gagal. 
    Silogisme Alternatif (Disjunctive) 

PU : Ayah ada di rumah atau di kantor.
PK : Ayah ada di rumah.      
              S : Ayah tidak ada di kantor.
  Entimem
Entimem adalah silogisme yang dipendekkan. Entimem termasuk penalaran deduktif langsung karena hanya membutuhkan satu premis dalam menyusun simpulan.
Ketentuan Umum: S (C + B) karena PK (C + A)
Contoh:
Premis Umum          : Semua kepala madrasah memperhatikan anak buahnya
Premis khusus         : Drs. H. Cudlori Supaat, M. Ag. adalah kepala madrasah
Simpulan                 : Drs. H. Cudlori Supaat, M. Ag. memperhatikan anak buahnya
Entimem dari silogisme tersebut adalah:
Drs. H. Cudlori Supaat, M.Ag.   memperhatikan anak buahnya karena
                  C                                              B

Drs. H. Cudlori Supaat, M.Ag.   adalah kepala madrasah


Latihan Soal



Posted By Pak3Haryanto10:45 PM

Friday, March 13, 2015

Kalimat Aktif dan Pasif

Kalimat Aktif


Kalimat aktif adalah sebuah kalimat yang subjek (S) berperan sebagai pelaku yang secara aktif melakukan suatu tindakan yang dikemukakan dalam predikat (P) kepada objek (O)

contoh:
Ani menyirami bunga.
Ayah membeilkanku sebuah sepeda.
John merusak bukunya Andi.

Ciri-ciri kalimat aktif:

1. Pada kalimat aktif subjek melakukan suatu tindakan yang langsung mengenai objeknya.
2. Predikat kalimat aktif selalu diawali dengan imbuhan Me- atau Ber-
3. Ada kalimat aktif yang memerlukan objek
4. Ada kalimat aktif yang tidak memerlukan objek. Setelah mendapat predikat subjek ditambah pelengkap atau keterangan.
5. Kalimat Aktif memiliki pola S-P-O-K atau S-P-K

Jenis-jenis kalimat aktif:

1. Kalimat aktif Intransitive

Kalimat aktif intransitive adalah kalimat aktif yang memerlukan sebuah objek yang mendapatkan tindakan dari subjeknya.

contoh:
Ayahku memberi Andi uang saku sebesar Rp. 10.000,-
Ayahku= Subjek
Memberiku= Predikat
Objek= Andi
pada kalimat diatas, “Ayah” yang merupakan subjek melakukan tindakan kepada “Andi” yang merupakan objek.

2. Kalimat aktif ekatransitive

Kalimat ini memerlukan objek namun tidak memiliki pelengkap. Dengan kata lain, Kalimat ini hanya memiliki 3 unsur yaitu Subjek, Predikat dan Objek. 

Contoh: 
Andi membaca sebuah majalah
Ayah memperbaiki motor
Ibu menanak nasi. 

3. Kalimat aktif Intransitive

Kalimat ini objeknya tidak dimunculkan sebagai penerima perbuatan subjek. Namun biasanya kalimat ini diikuti oleh pelengkap dan keterngan.  Kalimat ini biasanya memiliki Pola S-P atau S-P-K 

Contohnya:
Iwan sedang menulis di dalam kamar.
Nenek sedang menjahit dengan sangat hati-hati.
Ani belajar dengan giat.

4. Kalimat aktif dwitransitif

Kalimat ini memiliki satu predikat  dan mengharuskan kehadiran objek dan pelengkap. kalimat aktif dwitransitif mempunyai empat unsur Subjek (S), Predikat (P), Objek (O), dan Pelengkap (Pel). Jika salah satu dari ke empat unsur ini tidak terenuhi, maka kalimat menjadi rancu atau kehilangan makna. 

Contoh:
Ayah mengirimi uang kepada neneak setiap bulan.
Budi selalau mengunjungi ibunya yang ada di luar negeri. 
Kakakku menguras bak air seminggu sekali.

Merubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif

1. Subjek pada kalimat aktif berubah menjadi objek pada kalimat pasif.

Andi Menabrak Budi di depan ruang kelas.(Aktif)
Budi ditabrak oleh Andi di depan ruang kelas. (Pasif)

2. Predikat yang berawalan me- berubah menjadi berawalan di-/ter-

Ani mengabaikan kebun bunga yang cantik itu.(Aktif)
Kebun bunga yang cantik itu terabaikan oleh Ani. (Pasif)

3. Kalimat aktif tidak berobjek tidak bisa diubah menjadi kalimat pasif.

Kalimat Pasif


Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya mendapat/dikenai suatu tindakan yang berupa predikat oleh objek.

Contoh: 
Tanaman disirami oleh ibu.
Kakak dibelikan sebuah jam tangan oleh ayah
Bajuku dicuci oleh ibu.

Ciri-ciri kalimat pasif:

1. Subjek pada kalimat aktif menjadi objek pada kalimat pasif. 

2. Predikat menggunakan awalan di-, ke-an  atau ter-

Contoh: Rumahnya terbakar oleh si jago merah.
Ruangan kelas disapu oleh kami. (aktif)
Rumahku kemasukan Maling tadi malam. (pasif) 

Kata kerja yang memiliki awalan ter- mengandung unsur ketidaksengajaan.

3. Pada umumnya kata kerja didahului dengan kata ganti orang ku- dan kau-.

Contoh: Buku itu telah kurapikan.

4. Kata “oleh” dalam kalimat pasif dapat dihilangkan dan tidak merubah makna.

contoh:
Andi ditegur oleh Ibu guru karena ribut.   (pasif)
Andi ditegur Ibu guru karena ribut.     (pasif)

Merubah kalimat pasif menjadi kalimat aktif:

1. Subjek pada kalimat pasif diubah menjadi objek pada kalimat pasif.

contoh:
Kejuaraan itu dimenangkan oleh mereka.  (pasif) 
Mereka memenangkan kejuaraan itu.    (aktif)

2. Awalan prediket di-/ter-/ke-an diubah menjadi ber-  atau me-

contoh:
Bunga itu ditanam oleh ibuku. (pasif)   
Ibu menanam bunga itu. (aktif)

3. Kata ganti ku- dirubah menjadi Aku.

contoh:
Buah itu sudah kumakan. (pasif)
aku sudah memakan buah itu. (aktif)


Latihan Soal Kalimat Aktif

Posted By Pak3Haryanto12:45 AM

Thursday, March 5, 2015

Sinonim

Secara etimologi kata sinonimi berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu onoma yang berarti ‘nana’, dan syn yang berarti ‘nama lain untuk benda atau hal yang sama’. Sacara samantik Verhaar (1978) mendefenisikan sinonimi sebagai ungkapan (bias berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya kurang lebih sama dengan makna ungkapan lain.



Contoh :
Buruk              =  jelek
Laris                =  laku
Dahaga            =  haus
Datang             =  tiba
Pintar                pandai
Usang               lama
Hancur              musnah
Pulang              kembali = balik
Masyarakat       rakyat = warga
Hadiah              =  pemberian
Pria                   laki- laki
Enak                 lezat
Tampan            ganteng
Hanjur             =  musnah
Mati                  meninggal
Dari contoh diatas dapat dilihat kata – kata bersinonim, dan tidak semua sinonim bisa dipertukarkan begitu saja.
Contoh kalimat :
Anjing meninggal ditabrak mobil
Kata meninggal pada kalimat di atas tidak tepat, karena kata meninggal lebih tepat ditujukan kepada manusia, atau kata meninggal diganti dengan kata mati. Yang lebih tepatnya anjing mati ditabrak mobil. Jadi kata sinonim bisa digunakan sesuai dengan kepada siapa yang ditujukan pembicaraan tersebut. Misalnya kata aku dan saya kedua kata tersebut bersinonim, tapi kata aku lebih tepat dipakai untuk teman sebaya, dan kata saya lebih tepat digunakan untuk orang yang lebih tua dari kita. Jadi, kata sinonim digunakan sesuai dengan waktu, tempat,bidang kegiatan,dan lain – lain.
Makna dua buah kata yang bersinonim tidak pernah mempunyai makna yang sama persis, mutlak atau simetris. Kesinoniman mutlak atau kesinoniman simetris tidak ada dalam perbendaharaan kata dalam bahasa Indonesia. Hal itu disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:
a. Waktu
Misalnya kata hulubalang dan komandan merupakan dua buah kata yang bersinonim tetapi karena faktor waktu, maka kedua kata tersebut tidak bisa dipertukarkan.Hulubalang hanya cocok untuk situasi kuno, sedangkan komandan cocok untuk situasi masa kini.
b. Tempat atau daerah
Misalnya kata saya dan beta merupakan dua kata yang bersinonim , tetapi kedua kata tersebut tidak dapat dipertukarkan. Beta hanya cocok digunakan dalam konteks pemakaian bahasa Indonesia timur (Maluku).
c. Sosial
Misalnya aku dan saya adalah dua buah kata yang bersinonim, teapi kata aku hanya dapat digunakan untuk teman sebaya dan tidak digunakan kepada orang yang lebih tua atau status sosialnya lebih tinggi.
d. Bidang Kegiatan
Misalnya kata tasawuf, kebatinan, dan mistik adalah tiga buah kata yang bersionim. Namun kata tasawuf hanya lazim dalam agama islam, kebatinan untuk yang bukan islam dan mistik untuk semua agama.
e. Nuansa Makna
Misalnya kata-kata melihat, melirik, melotot, meninjau, atau mengintip adalah kata-kata yang bersinonim. Kata melihat bisa digunakan secara umum, tetapi kata melirikhanya digunakan untuk menyatakan melihat dengan sudut mata, melolot hanya digunakan dengan mata terbuka lebar, meninjau hanya digunakan hanya dugunakan hanya dugunakan untuk menyatakan melihat dari tempat yang jauh.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam sinonim bahasa Indonesia
1)   tidak semua kata dalam bahasa Indonesia memiliki sinonim. Misalnya kata salju, batu, kuning, beras, tidak mempunyai sinonim.
2)   kata-kata  bersinonim pada bentuk dasar tetapi tidak pada bentuk jadian. Mislanya katabenar dan betul, tetapi kata kebenaran dan kebetulan tidak bersinonim.
3)   kata-kata yang tidak mempunyai sinonim pada bentuk dasar tetapi memiliki sinonimpada bentuk jadian. Misalnya kata jemur tidak mempunyai sinonim tetapi kata menjemur ada sinonimnya, yaitu mengeringkan, dan berjemur besinonim dengan berpanas.
4)   ada kata-kata yang yang dalam arti sebenarnya tidak mempunyai sinonim, tetapi dalam arti kiasan justru mempunyai sinonim, misalnya kata hitam dalam arti sebenarnya tidak mempunyai sinonim, tetapi dalam arti kiasan hitam bersnonim dengan gelap, buruk, jahat dsb.

Latihan Soal Mencocokkan Sinonim

Posted By Pak3Haryanto12:12 AM

Wednesday, March 4, 2015

Antonim

Postingan kali ini akan membahasa tentang Relasi Makna “Antonim” yang mungkin bisa membantu saudara untuk mengerti tentang Relasi Makna “Antonim” setidaknya saudara bisa mengerti atau memahami setelah membaca ulasa dibawah ini, oke langsung aja kita mulai dari 

PENDAHULUAN.

Relasi makna adalah hubungan semantik yang terdapat antara satuan bahasa dengan satuan bahasa lainnya. Satuan bahasa ini dapat berupa kata, frase, kalimat dan relasi semantik itu dapat menyatakan kesamaan makna, pertentangan, ketercakupan, kegandaan atau kelebihan makna.

Hubungan relasi makna
Setiap bahasa termasuk bahasa indonesia seringkali menemui adanya hubungan kemaknaan atau relasi semantik antara sebuah kata atau satuan bahasa lainnya dengan kata atau satuan bahasa lainnya lagi. Hubungan atau relasi kemaknaan ini mungkin menyangkut hal kesamaan makna (sinonim), kebalikan makna (antonim), kegandaan makna (polisemi dan ambiguitas), ketercakupan makna (hiponim), kelainan makna (homonim), kelebihan makna (redundansi) dan lain-lain.
Setiap kata mengandung makna inti. Disamping makna inti, tiap kata mengandung makna tambahan. Misalnya kalau orang mengakatkan kursi, makna sebenarnya yang dimaksud adalah kursi yang terihat dirumah atau dikantor yang digunakan sebagai tempat duduk. “oknum anggota DPR berebut kursi”, makna informasi tentang kursi berbeda-beda maksudnya, oknum anggota DPR berebut kursi jabatan, disini terlihat bahwa makna kata kursi mengalami pergeseran. Berikut ini kami akan membahas masalah antonim.

PEMBAHASAN

A. Pengertian Antonim
Kata antonim berasal dari kata Yunani kuno yang artinya “nama” dari arti yang artinya “melawan”. Maka secara harfiah antonim artinya ‘nama lain untuk benda lain pula”. Secara semantik, Verhar (1978) mendefinisikan sebagai: ungkapan(biasanya berupa kata, tetapi dapat pula dalam bentuk frase atau kalimat yang maknanya dianggap kebalikan dari makna ungkapan lain (Chaer, 2003:88).

Istilah antonim kadang-kadang dipertentangkan dengan istilah sinonim, tetapi status kedua istilah ini berbeda. Antonim biasanya teratur dan dapat didefinisikan secara tepat. Contoh kata yang antonim:

Besar >< kecil
Lebar >< sempit
Panjang >< pendek

Beberapa pasangan kata mempunyai kata yang berlawanan disebut antonim (Alwasillah,1990;150). Menurut Gorys Keraf antonim adalah relasi antar makna yang wujud logisnya sangat berbeda atau bertentangan. Misalnya: benci >< cinta, panas >< dingin, atas >< bawah.

Antonim terdiri dari antio atau ant yang berarti “lawan” ditambah akar kata onim atau onuma yang berarti “nama”; yakni kata yang mengandung makna yang berkebalikan atau berlawanan dengan kata yang lain (Tarigan, 1993:36).

Dalam kehidupan sehari-hari terdapat kata laki-laki yang berantonim dengan kata perempuan: kata kawin berantonim dengan kata bujang: kata hidup berantonim dengan kata mati. Pernyataan ini dikemukakan oleh Lyons (1, 1977: 271) disebut conplementarity. Kata-kata yang dapat dibalikan, misalnya kata dapat mengatakan, lebih pandai tetapi tidak mungkin kurang bodoh. Hal ini oleh sapir disebut hubungan yang simentrically reversible, maksudnya yang dapat dibalikan secara sistematis.

B. Ragam Antonim

Menurut Fromkin dan Radman serta Heatherington dalam Tarigan (1993:41) diklasifikasikan atas beberapa pasangan, antara lain:

1. Pasangan komplementer.
2. Pasangan perbandingan.
3. Pasangan rasional.
4. Pasangan resiproka.l
5. Pasangan hiponim.

1. Antonim Komplementer
Ada pasangan antonim yang komplementer, yaitu pasangan yang saling melengkapi. Yang satu tidaklah lengkap atau tidak sempurna apabila tidak dibarengi oleh yang satu lagi (Tarigan,1993:42).
Contoh antonim komplementer:
Hidup >< mati
Jahat >< baik
Miskin >< kaya
Pendek >< panjang
Atas >< bawah
2. Antonim gradabel atau perbandingan
Antonim gradabel yaitu antonim yang apabila penegatifan suatu kata tidaklah bersinonim dengan kata yang lain. Antonim yang merupakan pasangan gradabel ialah bahwa bahwa kelebihan sesuatu adalah merupakan kekurangan yang lainnya.

Contoh antonim gradabel:
Lebih besar adalah kurang kecil
Lebih tinggi adalah kurang rendah
Lebih lluas adalah kurang sempit
Lebih pandai adalah kurang bodoh

3. Antonim Rasional
Antonim rasional adalah antonim yang memperlihatkan kesimetrian dalam rangka anggota pasangannya, karena antara anggota pasangan antonim itu terdapat hubungan yang erat.

Contoh antonim rasional:
Guru >< murid
Pengajar >< pelajar
Dosen >< mahasiswa

4. Antonim Resiprokal
Antonim resiprokal yaitu antonim yang mengandung pasangan yang berlawanan atau bertentangan dalam makna, tetapi secara fungsional berhubungan erat, hubungan itu justru hubungan yang timbal balik.
Contoh antonim resiprokal:
Membeli >< menjual
Menarik >< mengulur
Memberi >< menerima

5. Antonim Hiponim
Ada sejenis antonim yang agak istimewa, yang sering dipakai dan memang penting dalam nomenklafur (tatanama) ilmiah, dan dalam analisis semantik disebut dengan hiponim.
Dalam hiponim ini, sebenarnya salah satu dari pasangan kata itu tidaklah berlawanan atau bertentangan sepenuhnya dengan yang satu lagi, tetapi justru satu mencakup yang lain.
Contoh:
Vertebrata mencakup ikan, reptile (binatang melata), dan mamalia.
Gedung mencakup pencakar langit, rumah besar, rumah.
Universitas mencakup fakultas, departemen, jurusan.
Fonem mencakup vokal, konsonan, diftong.
Perlu kita sadari benar bahwa pembagian ragam antonim atau pasangan-pasangan komplementer, gradabel, relasionan, resiprokal, dan hiponim tidaklah bersifat mutlak artinya lebih bersifat relative. Suatu pasangan antonim tidak harus hanya termasuk pada satu jenis antonim tertentu saja, tetapi mungkin saja dapat dimasukan ke dalam atau lebih ragam antonim.
Verhaar(1983:134) membedakan antonim berdasarkan sistemnya, sebagai berikut:
a) Antonim antar kalimat, misalnya: dia sakit dan dia tidak sakit.
b) Antonim antar frasa, misalnya: secara teraturdan secara tidak tidak teratur.
c) Antonim antar kata, misalnya: dalam bahasa inggris terdapat kata thankfull dan thankless.
d) Antonim antar morfem, misalnya: dalam bahasa inggris terdapat leksem/ thankful/ dan/ thankless/.
Apa yang telah diuraikan diatas merupakan kreasi pemakaian bahasa. Pemakai bahasa ingin mempertentangkan, membedakan, membuat konsepnya berlawanan, hal seperti ini muncul didalam pemakaian bahasa karena didalam kehidupan sehari-hari benda yang kasar memang ada, demikian pula benda yang halus. 

Walaupun secara umum dapat dikatakan bentuk-bentuk bahasa tersebut i atas itu berlawanan makna namun dalam bentuk karang-mengarang dan dalam hubungan dengan cara berfikir logis kita harus membedakan benar-benar pertentangan itu. Secara logis dibedakan pertentangan itu dalam dua bentuk ungkapan pikiran yakni:

a) Kontradiksi 
Dapat dikatakan pertentangan, sifatnya dikatakan kontradiktif atau kontradiksi. Dalam prosese kita berfikir kontradiksi mendapatkan pengertian sebagai berikut: “dua pernyatan dikatakan kontradiksi atau mempunyai kontradiksi jika dua pernyataan itu tidak mungkin sama-sama benar dan tidak mungkin sama-sama salah” salah satu dari dua pernyataan itu benar dan yang lain tidak benar.
Contoh :
Ia seorang perampok
Ia bukan seorang perampok
Salah satu dari dua pernyataan itu harus benar dalam situasi tertentu mengapa? Karena dua pernyataan itu bertentangan dalam diksi atau kontradiksi. Pada umumnya bentuk kontradiksi dinyatakan dengan kata bukan dan tidak.

b) Kontras 
Sifatnya disebut kontras atau kontrer. Kontras mendapatkan pengertian sebagai berikut: “dua pernyataan dikatakan bersifat kontrer jika salah satu dari dua pernyataan itu mungkin benar (bukan dua-duanya) akan tetapi dua-duanya salah.
Contoh: “itu sebuah jeruk” dan “itu sebuah apel”
Tidak mungkin dua-dua pernyataan itu sama benar. Salah satu mungkin benar, akan tetapi jelas pula bahwa dua-duanya mungkin salah.

C. Kesimpulan 
Antonim merupakan salah satu hubungan relasi makna yang maknanya berlawanan. Menurut Fromkin dan Radman serta Heartherington dalam Tarigan (1993: 41) antonim terbagi menjadi lima bagian yaitu antonim pasangan komplementer, antonim pasangan perbandingan, antonim pasangan rasional, antonim pasangan resiprokal, antonim pasangan hiponim. Secara logis dipertentangan ini dibedakan dalam dua bentuk ungkapan pikiran, yaitu kontradiksi dan kontras. Sedangkan menurut Verhaar antonim dibedakan berdasarkan sistemnya, yaitu sebagi berikut: antonim antar kalimat, antonim antar frase, antonim antar kata, antonim antar morfem.


Latihan Soal Antonim dan Sinonim







Posted By Pak3Haryanto10:57 PM