Wednesday, December 9, 2015

Alhamdulillah dengan Nikmat Allah Melaju ke Senayan

Filled under: ,


Gema simposium Nasional Guru dan Tenaga Kependidikan 2015 menjadi daya tarik tersendiri bagi guru dan tenaga kependidikan di seluruh penjuru nusantara. Walaupun baru pertama kali dilaksanakan, simposium tersebut memiliki nilai kegiatan bergengsi dikalangan mereka. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya karya guru yang diikutkan dalam seleksi simposium online. Sekitar 3366 karya guru dikirim untuk merebutkan kursi 200 karya terbaik yang akan diundang ke Senayan. 


Sistem seleksi simposium online menggunakan dua penilaian, yaitu penilaian akademik dan penilaian melibatkan publik. Penilaian akademik adalah penilaian terhadap karya yang dilakukan oleh juri. Panitia melibatkan juri dari kalangan akademisi dari perguruan tinggi sebanyak 12 orang.  Penilaian publik adalah penilaian yang dilakukan oleh masyarakat umum dengan memberikan bintang pada karya peserta dan video peserta yang diunggah di website simposium http://simposiumguru2015.kemdikbud.go.id dan youtube. Namun sistem penilaian kedua ini banyak mendapatkan kritikan dari peserta, karena mereka takut karya yang terbaik akan terkalahkan hanya karena sedikitnya bintang yang diberikan pada karyanya. Penilaian publik memiliki bobot sebesar 40%, sedangkan penilaian akademik 60%. Menurut mereka bobot 40% sangat besar untuk penilaian yang hanya mempertingkan suka dan tidak suka, bukan pertimbangan ilmiah. Memang kenyataan dilapangan banyak dilakukan mobilisasi memberikan bintang supaya karyanya mendapatkan bintang yang banyak. 

Sayapun tertarik mengikuti seleksi tersebut, ingin sekali guru dari desa ini menginjakan kaki di Jakarta. Sebuah impian yang sangat besar untuk berkompetisi dengan para guru dari seluruh nusantara. Hanya berbekal kemampuan seadaanya dan doa serta dukungan dari orang-orang terdekat saya berusaha masuk 200 besar. Saya mengirimkan buah karya inovasi yang berjudul  Pemanfaatan Internet untuk Mengembangkan Media Pembelajaran dan Sumber Belajar Berbasis Website Offline. Setelah karya sudah selesai tersusun, saya unggah di website simposium. Sejak itu saya berusaha mencari dukungan untuk mendapatkan bintang dari teman-teman guru, murid-murid, teman-teman pengajian secara langsung maupun melalu Media Sosial. Alhamdulillah mendapatkan dukungan 140 bintang. 140 bintang adalah dukungan yang sangat sedikit dibandingkan peserta-peserta lain yang diatas 500, bahkan banyak yang diatas seribu. Walaupun sedikit saya selalu berdoa kepada Allah untuk memudahkan saya menuju senayan.

Setelah batas waktu pengiriman berarkhir, berakhir pula penilaian publik. Pasar peserta menunggu pengumuman yang akan diumumkan pada tanggal 16 November 2015.  Tiba saatnya hari diumumkan 200 karya terbaik yang akan melaju ke Senayan. Para peserta menanti-nanti pengumuman, mereka sering membuka website simposium dan Facebook panitia. Tampak sekali mereka menunggu dengan penuh harapan dan ketegangan, hal tersebut bisa dilihat dari komen-komen mereka di facebook simposium.  Ditunggu sampai sore belum ada pengumuman juga, petang baru muncul pengumuman dari panitia. Tapi isi pengumuman penundakan pengumuman 200 karya terbaik dilakukan besok tanggal 17 November 2015. Rasa penasaran peserta semakin bertambah. Termasuk saya sendiri, setiap beberapa menit membuat hp apakah sudah ada pengumuman atau belum.

Pada tanggal 17 November 2015 kita tunggu-tunggu pengumumannya. Setiap berapa menit kita buka diinternet belum ada pengumuman, sampai malampun belum ada pengumuman. Dimalam itu, saya mendapingi murid saya yang ikut MTQ tingka provinsi Jawa Tengah, untuk Cabang Tahfidz 30 Juz, Tafsir Bahasa Arab dan Tahfidz 30 Juz, Tahfidz 20 Juz, Tahfidz 10 Juz, dan Tahfidz 5 Juz. Sambil mendampingi selalu aku buka hp untuk mengetahui pengumumam, tapi belum juga ada pengumuman. Waktu sudah menunjukan pukul 22.00 malam, anak-anak saya suruh istirahat di penginapan dan saya pulang ke rumah. Sesampai di rumah, langsung saya  buka laptop dan mencari pengumuman. Ternyata sudah diumumkan oleh panitia. Sambil hati berdebar-debar penuh harapa, saya berdoa sambil mengunduh pengumuman. Saya baca daftar nama-nama 200 karya terbaik dari nomer urut satu. Saya baca satu persatu, sampai seratus nomer belum saya dapatkan nama saya. Sampai nomer seratus duapuluh lima belum. Menginjak nomer 144 tertulis nama Tri Haryanto, sekolah MA Ibnu Abbas Assalafi Kab. Sragen.  Tak sanggup menahan haru, air mata mengalir membasahi pipi. Saya ucapan puji syukur Alhamdulillah dan sujud syukur.  Segera saya mengabari istri dan anak yang sudah tidur nyenyak, bahwa saya terpilih ke Jakarta. Keesokan kegembiraan tersebut bertambah lagi, ketika murid-murid saya menjadi juara juga. Juara 1 Cabang Tafsir bahasa Arab dan tahfidz 30 juz, Juara 1 Cabang Tahfidz 20 Juz dan juara harapan 1 Cabang Tahfidz 30 Juz.

Posted By Pak3Haryanto11:43 PM