Wednesday, November 19, 2014

Pementasan Drama


Pementasan drama memilki unsur-unsur sebagai berikut.

1.   cerita
Cerita dalam drama seringkali mengusung  masalah/persoalan kehidupan. Cerita dalam drama disusun dalam bentuk dialog, yang disebut naskah drama atau skenario.
2.   pelaku
Pelaku drama (pemain drama, aktor, atau aktris) adalah pembawa cerita. Merekalah yang membawakan/menyampaikan cerita kepada penonton. Dalam menyampaikan cerita kepada penonton, pelaku memliki dua alat, yaitu dialog (ucapan) dan gerak (perbuatan)
3.   sutradara
Sutradara bertugas menerjemahkan dan mewujudkan isi cerita kepada penonton melalui ucapan dan perbuatan (akting) para pelaku di panggung.
4.   panggung
Panggung merupakan tempat pementasan atau tempat para pelaku mengekspresikan watak tokoh sesuai dengan isi cerita.
5.   penonton

Penonton merupakan penikmat drama. Penonton berfungsi untuk mendukung kelangsungan hidup drama.
Memahami Teknik Bermain Drama
Teknik bermain (akting) merupakan unsur penting dalam seni peran. Berikut ini hal-hal yang sangat mendasar berkaitan dengan teknik bermain drama.
1. Teknik Muncul
Teknik muncul adalah cara seorang pemain tampil pertama kali ke pentas yaitu saat masuk ke panggung telah ada tokoh lain, atau ia masuk bersama tokoh lain. Tentu, setelah muncul, pemain harus menyesuaikan diri dengan suasana perasaan adegan yang sudah tercipta di atas pentas. Kehadiran seorang tokoh harus mendukung perkembangan alur, suasana, dan perwatakan yang sudah tercipta atau dibangun.
2. Teknik Memberi Isi
Kalimat ”Engkau harus pergi!” mempunyai banyak nuansa. Ucapan tulus mengungkap keikhlasan atau simpati, sedangkan ucapan kejengkelan atau kemarahan tentu bernada lain. Nuansa tercipta melalui tekanan ucapan yang telah dijelaskan di muka (tekanan dinamik, tekanan nada, dan tekanan tempo).
3. Teknik Pengembangan
Teknik pengembangan berkait dengan daya kreativitas pemeran, sutradara, dan bagian estetis. Dengan pengembangan, sebuah naskah akan menjadi tontonan memikat. Bagi pemain, pengembangan dapat ditempuh dengan beberapa cara, diantaranya:
1.    Pengucapan
Pengembangan pengucapan dapat ditempuh dengan menaikkan – menurunkan volume dan nada. Dengan demikian setiap kata, frase, atau kalimat dalam dialog diucapkan dengan penuh kesadaran. Artinya, setiap pemain sadar kapan harus mengucap dengan keras-cepat-tinggi atau lembut-lambat-rendah.
1.    Gesture
Pengembangan gesture dapat dicapai dengan lima cara. Setiap cara, tentu saja, tidak dapat dipisah-pisahkan sebab saling melengkapi dan menyempurnakan.
(1) Menaikkan posisi tubuh
Menaikkan posisi tubuh berarti ada gerakan baik dari menunduk-menengadah, tangan terkulai menjadi teracung, berbaring-duduk-berdiri, atau berdiri di lantai-kursi-meja.
(2) Berpaling
Berpaling mempunyai arti yang spesifik dalam pengembangan dialog: tubuh atau kepala. Perhatikan dialog berikut ini dan tentukan pada bagian mana kita harus berpaling.
Aku iri denganmu. Kadang-kadang aku berpikir untuk keluar saja, lalu buka bengkel juga. Tidak ada hierarki. Tidak ada rapat-rapat panjang.”
(3) Berpindah tempat
Berpindah tempat dapat terjadi dari kiri-kanan, depan-belakang, bawah-atas. Tentu, harus ada alasan yang kuat mengapa harus berpindah
(4) Gerakan
Gerakan anggota tubuh: melambai, ,mengembangkan jari-jari, mengepal, menghentakkan kaki, atau gerakan lain seturut dengan luapan emosi. Ada tiga kategori melakukan gerakan: a) gerakan dilakukan bersamaan dengan pengucapan kata, b) gerakan dilakukan sebelum kata diucapkan, c) gerakan dilakukan sesudah kata diucapkan.
(5) Mimik
Perubahan wajah atau mimik mencerminkan perkembangan emosi. Tanpa penghayatan dan penjiwaan tidak mungkinlah timbul dorongan dari dalam atau perasaan-perasaan. Justru perasaan inilah yang mendasari raut wajah.
4. Menciptakan Peran
Tentu saja untuk menciptakan peran, pemain harus sadar bahwa ia sedang ”memerankan sebagai……..” Artinya, seluruh sifat, watak, emosi, pemikiran yang dihadirkan adalah sifat, watak, emosi, dan pemikiran ”tokoh yang diperankan”. Dengan demikian, seorang pemain harus berkemampuan menciptakan peran dalam sebuah pertunjukan.
Hal-hal berikut dapat membantu untuk menciptakan peran:
1.    kumpulkan tindakan-tindakan pokok yang harus dilakukan oleh pemeran dalam pementasan
2.    kumpulkan sifat-sifat tokoh, termasuk sifat yang paling menonjol
3.    carilah ucapan atau dialog tokoh yang memperkuat karakternya
4.    ciptakan gerakan mimik atau gesture yang mampu mengekspresikan watak tokoh
5.    ciptakan intonasi yang sesuai dengan karakter tokoh
6.    rancanglah garis permainan tokoh untuk mlihat perubahan dan perkembangan karakter tokoh
ciptakan blocking dan internalisasi dalam diri sehingga yang berperilaku adalah tokoh yang diperankan.

0 comments:

Post a Comment