Monday, April 7, 2014

Keluarga Permana (Sinopsis Novel)

 
Ada sebuah keluarga yang damai dan tentram, yaitu keluarga Permana. Namun pada suatu hari keadaan berubah terbalik, dari keadaan yang penuh kedamaian dan ketentraman menjadi penuh penderitan dan siksaan. Permana adalah seorang lelaki yang mempunyai seorang istri namanya Saleha dan seorang anak perempuan namanya Ida. Dia bekerja pada sebuah perusahaan. 
Dan pada suatu hari, dia telah dipecat dari pekerjaannya tanpa alasan yang jelas. Disitulah awal dari penderitaan dan kesengsaraan bagi istri dan anaknya. Permana yang dulunya seorang yang bijaksana, berubah menjadi kasar. Dia menjadi mudah marah. Dia suka menyiksa istri dan anaknya dengan sebab yang terkadang sengaja dibuatnya. Bahkan dia memberikan hukuman tidak sesuai dengan kesalahan yang diperbuat, meskipun itu hanya masalah sepele.

Permana menyandang gelar penganggur, dan selama itu istrinya yang bekerja banting tulang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun walaupun sudah bekerja keras, Saleha masih disiksa oleh suaminya. Semua itu terjadi karena Permana adalah seorang kepala rumah tangga yang bertanggung jawab mencari nafkah, tapi dia sekarang sudah tidak bisa lagi memenuhi kewajiban itu. 


Malah sekarang istrinya yang menjadi kepala rumah tangga, dia merasa tidak berguna, merasa malu, sehingga otaknya selalu dipenuhi dengan prasangka-prasangka yang tidak baik kepada istrinya. Dia selalu berpikiran bahwa istrinya disukai oleh banyak laki-laki di tempatnya bekerja. Sehingga Permana sering cemburu tanpa sebab dan menuduh istrinya selingkuh dibelakangnya. 
Setiap kali Saliha membantah dan mencoba menjelaskan dengan kata-kata yang sedikit membentak, Prasmana langsung naik darah. Akibatnya Saliha sering mendapatkan pukulan, tendangan, tempeleng, dan lain sebagainya. Hati Saliha merasa hancur, dia merasa terhina dan usaha kerasnya tidak berarti sama sekali. Tetapi dia harus tetap kuat, dia tidak ingin keluarganya hancur berkeping-keping.

Ida yang masih duduk di bangku SMA sangat benci dengan ayahnya. Dia sering sekali mendapat cubitan, tamparan, bahkan sabetan rotan berkali-kali tanpa alasan yang kuat. Akibatnya dia tumbuh menjadi seorang gadis yang penakut dan pendiam di sekolahnya. Kelakuan Permana agak berubah setelah Sumarto lelaki muda, datang ke Bandung dan kost di rumah keluarga Permana. Dengan adanya Sumarto yang kost di rumahnya, membuatPermana sedikit lebih lega karena ada sedikit masukan uang buat mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Ida sangat senang dengan kehadiran Sumarto ditengah keluarganya, karena ia telah menemukan seorang teman ntuk berbagi cerita. Selama ini Ida tidak punya teman untuk berbagi cerita dukanya karena kelakuan ayahnya selama ini. Apalagi Sumarto adalah seorang pemuda yang ramah, sopan, mudah menyesuaikan diri dengan keluarga Permana. Ternyata diantara mereka telah tumbuh benih-benih cinta karena sering bertemu dan berbincang-bincang.

Dan tanpa sepengetahuan ayah dan ibunya, mereka telah menjalin hubungan. Bahkan mereka sampai melakukan hal yang kelewat batas, mereka telah melkukan hubungan badan. Namun lama kelamaan Permana mengetahui hubungan mereka berdua. Kemudian Sumarto diusir secara halus oleh Permana. Dan Sumarto pun meninggalkan kost itu dan Ida.

Pada suatu hari, berdasarkan laporan dari pembantunya namanya Komariah, bahwa anaknya telah hamil. Permana dan istrinya sangat kaget. Untuk menutup aib itu, akhirnya Permana dan istrinya sepakat untuk menggugurkan kandungan Ida. Secara diam-diam Saleha pergi ke seorang dukun. Dari dukun itu dia membawa ramuan obat yang harus diminum oleh Ida.

Setelah meminumnya, Ida merasakan sakit yang tak alang kepalang. Akibatnya Ida masuk rumah sakit. Menurut dokter yang di rumah sakit itu, rahim Ida harus diangkat. Dan itu berarti Ida tidak bisa melahirkan seorang anak. Bagi Ida ini merupakan pengalaman yang sangat pahit selama hidupnya. Dia sungguh frustasi dan menderita harus menerima kenyataan ini. Tapi mau bagaimana lagi, nasi sudah berubah menjadi bubur. Sumarto yang mengetahui hal itu, terus dirundung penyesalan dan merasa berdosa pada Ida maupun kepada Tuhan

0 comments:

Post a Comment